timer

Ads

Headline News

Kabar Duka, Lima PDP dan Satu ODP Meninggal Dunia

Kabar Duka, Lima PDP dan Satu ODP Meninggal Dunia



KARAWANG - Juru bicara Covid-19 Karawang dr. Fitra Hergyana menyampaikan update perkembangan Covid-19 di Kabupaten Karawang, ada kabar duka yakni kembali adanya PDP dan ODP yang meninggal dunia. dr. Fitra mengatakan bahwa PDP dan ODP yang meninggal dunia itu memiliki riwayat penyakit pemberat. 

Saat ini, jumlah PDP yang meninggal dunia ada 32 orang. "Ada lima orang PDP dan satu orang ODP yang meninggal dunia. Semua sudah dimakamkan," ujar dr. Fitra saat sesi konferensi pers. Rabu (27/5/20).

PDP saat ini yang masih dirawat 35 orang, selesai atau sembuh 314 orang dan meninggal dunia 32 orang. Sementara, ODP yang masih dipantau 715 orang, selesai pemantauan 4.149 orang dan meninggal dunia 5 orang. OTG yang masih dipantau 168 dan selesai dipantau 639. 

"Reaktif rapid test masih dalam observasi 30 orang, selesai atau sembuh 205 orang dan meninggal dunia 5 orang," tukasnya. 

Sementara itu, Pemerintah melalui gugus tugas telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Juru bicara tim gugus tugas Karawang, dr. Fitra Hergyana Sp.KK menjelaskan dalam surat edaran tersebut dikeluarkan dengan memperhatikan masih diperlukannya pembatasan perjalanan orang dalam rangka percepatan penanganan virus Corona. 

Maka dipandang perlu untuk melakukan perubahan atas Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Dalam SE tersebut, kriteria pengecualian tidak berubah, yaitu orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta, perjalanan pasien butuh pelayanan kesehatan darurat atau ada keluarga yang sakit atau meninggal, dan repatriasi pekerja migran Indonesia.

"Perbedaan terdapat pada persyaratan pengecualian. Pada SE Nomor 4, hanya ditulis syarat pengecualian dengan hanya memberikan surat keterangan bebas Corona dari uji tes PCR maupun rapid test. Namun, pada SE Nomor 5, dituliskan ada jangka waktu berlakunya surat hasil tes tersebut," jelasnya. 

Untuk surat keterangan uji tes reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) dengan hasil negatif berlaku 7 hari atau surat keterangan uji rapid test dengan hasil nonreaktif yang berlaku 3 hari pada saat keberangkatan.

Selain itu, ada tambahan persyaratan untuk perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta dan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat atau perjalanan karena keluarga inti sakit atau meninggal. Mereka bisa menggunakan bukti bebas influenza jika di daerah tersebut tidak ada fasilitas PCR atau rapid test.

Surat keterangan bebas gejala seperti influensa (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit/puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas PCR test/rapid test.

"Lebih lengkapnya SE tersebut bisa diunduh di laman resmi gugus tugas pusat https://covid19.go.id/," kata dr. Fitra. (Vie/Naz).

Tag

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.